Makalah Mu'tazilah
BAB I
PENDAHULUAN
Setelah nabi wafat, pucuk kepemimpinan umat Islam dipegang oleh Abu Bakar Assidiq. Hal ini mengundang reaksi pada kelompok lain yang menganggap bahwa pengangkatan Abu Bakar sebagai khalifah pengganti nabi adalah tindakan yang sangat tergesa-gesa dan tanpa berunding dengan ahlul bait, keluarga dan para yang sedang sibuk dengan upacara pemakaman. Kelompok inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya syiah.
Syiah baru benar-benar muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali dan Muawiyah yang dikenal dengan nama perang siffin. Dalam peperangan ini, sebagai respon atas
penerimaan Ali terhadap arbitrase yang ditawarkan Muawiyah, pasukan Ali terpecah menjadi dua golongan, satu golongan menerima dan mendukung sikap Ali yang disebut dengan Syiah dan satu golongan lain menolak sikap Ali dan keluar dari pasukan Ali yang disebut Khawarij.
Sedangkan Kaum Mu’tazilah adalah suatu kaum yang membikin heboh
dunia Islam selama 300 tahun pada abad-abad permulaan Islam. Kaum Mu’tazilah pernah dalam sejarahnya
membunuh ribuan ulama’ Islam, di antarnya ulama’ Islam yang terkenal Syeikh
Buwaithi, imam pengganti Imam Syafi’I, dalam suatu peristiwa yang dinamai
“Peristiwa Qur’an mahluk”.
Imam Ahmad bin
Hambal, pembangun Madzhab Hambali, mengalami pula siksaan dalam penjara selama
15 tahun, akibat peristiwa itu.
Paham Mu’tazilah telah
tersebar dan berkuasa pada masa-masa Khalifah Ma’mun bin Harun Rasyid, Khalifah
al Mu’tashim bin Harun Rasyid, dan Khalifah al Watsiq bin al- Mu’tashim sekitar
abad-abad ketiga, ke-empat dan kelima Hijriyah.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, penyusun merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang menjadi latar belakang kemunculan Mu’tazilah?
Berdasarkan latar belakang diatas, penyusun merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang menjadi latar belakang kemunculan Mu’tazilah?
2. Apa saja Al-Ushul Al-Khamsah
( lima ajaran dasar teologi Mu’tazilah )
itu?
3. Apa pengertian dan latar belakang kemunculan Syiah ?
4. Apa sekte-sekte Syiah dan doktrin-doktrin pokoknya ?
3. Apa pengertian dan latar belakang kemunculan Syiah ?
4. Apa sekte-sekte Syiah dan doktrin-doktrin pokoknya ?
1.3. TUJUAN PEMBAHASAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang:
1. Latar belakang kemunculan Mu’tazilah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang:
1. Latar belakang kemunculan Mu’tazilah
2. Al-Ushul Al-Khamsah ( lima ajaran
dasar teologi Mu’tazilah )
3. Pengertian dan latar belakang
kemunculan Syiah
4. Sekte-sekte Syiah dan doktrin-doktrin pokoknya
4. Sekte-sekte Syiah dan doktrin-doktrin pokoknya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Latar Belakang
Kemunculan Mu’tazilah
Secara harfiah
kata Mu’tazilah berasal dari I’tazala
yang berarti berpisah atau memisahkan diri, yang berarti juga
menjauh atau menjauhkan diri.[1]
Ada beberapa
pendapat yang menerangkan apa sebab-sebab kaum ini dinamai kaum Mu’tazilah,
yaitu :
2.1.1.
Ada seorang guru besar di Baghdad, namanya Syeikh Hasan Bashri (meninggal tahun
110 H). Di antara muridnya ada seorang yang bernama Watsil bin Atha’ (meninggal
tahun 131 H). Pada suatu hari Imam Hasan Bashri menerangkan bahwa orang Islam
yang telah iman pada Allah dan Rasul-Nya, tetapi ia kebetulan mengerjakan dosa
besar, maka orang itu tetap muslim tetapi muslim yang durhaka. Di akhirat
nanti, kalau ia wafat sebelum taubat dari dosanya, ia dimasukkan ke dalam
neraka buat sementara untuk menerima hukuman atas perbuatan dosanya, tetapi
sesudah menjalankan hukuman ia dikeluarkan dari dalam neraka dan di masukkan ke
dalam surga sebagai seorang mu’min dan muslim. Watsil bin Atha’ tidak sesuai
dengan pendapat gurunya itu, lantas ia keluar dari majelis gurunya dan kemudian
mengadakan majelis lain di suatu pojok dari Masjid Basrah itu. Oleh karena ini
maka Watsil bin Atha’ dinamai kaum Mu’tazilah, karena ia mengasingkan diri
dari gurunya. Dalam mengasingkan diri ini ia diikuti oleh seorang temannya
yang bernama Umar bin Ubaid.
2.1.2. Ada yang
mengatakan bahwa dinamai Mu’tazilah ialah karena mengasingkan diri dari
masyarakat. Orang-orang Mu’tazilah ini pada mulanya adalah orang-orang
syi’ah yang patah hati akibat menyerahnya Khalifah Hasan Bin Abi Thalib kepada
Khalifah Mu’awiyah dari Bani Umayyah. Mereka menyisihkan diri dari siasah
(politik) dan hanya mengadakan kegiatan dalam bidang ilmu pengetahuan. Demikian
dikatakan oleh Abdul Hasan Tharaifi, pengarang buku “ Ahlul Hawa wal Bida”,
yang dikutip oleh Muhammad Abu Zaharah dalam bukunya yang bernama “As Syafi’i,
pagina 117.
2.1.3 .Ada
penulis-penulis lain yang mengatakan bahwa kaum Mu;tazilah itu adalah kaum yang
mengasingkan diri dari keduniaan. Merka memakai pakaian yang jelek-jelek,
memakai kain yang kasar-kasar, tidak mewah dalam hidupnya. Keterangan ini pun
sangat lemah, karena dalam kenyataannya kemudian, banyak kaum Mu’tazilah yang
gagah-gagah, mempunyai rumah dan kendaraan yang mewah.
2.2. Al-Ushul
Al-Khamsah ( lima ajaran dasar teologi Mu’tazilah )
Lima
dasar-dasar pokok ajaran Mu’tazilah yang tertuang dalam al-ushul al khamsah adalah
at-tauhid (peng Esaan Tuhan), al-adl (keadilan Tuhan), al-waad
wa al wa’id (janji dan ancaman tuhan), al-manzilah bain al-manzilatain
(posisi di antara dua posisi), dan al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahy munkar (menyeru
pada kebaikan dan mencegah kemungkaran)
Tauhid kaum
Mu’tazilah tidak mengakui adanya sifat-sifat Tuhan, tetapi Tuhan adalah Zat
yang tunggal tanpa sifat. Tuhan mendengar dengan Zat-Nya,Tuhan melihat dengan
Zat-Nya, Tuha brkata dengan Zat-Nya. Sifat Tuhan tidak ada, kata kaum
Mu’tazilah. Karena itu mereka memfatwakan dan bahkan pernah memaksa orang
supaya meyakini bahwa Al-Qur’an itu makhluk, bahwa Al-Qur’an itu hadits bukan
kalam Allah yang qadim. Fatwa ini telah menghebohkan dunia islam dan membunuh
beribu-ribu ulama islam pada abad ke 11 Hijriyah dalam peristiwa yang dinamai
“Peristiwa Qur’an makhluk”.
Pokok kedua
ajaran Mu’tazilah adalah keadilan.
Tuhan Allah itu
‘adil, kata mereka.
Manusia dihukum
oleh Tuhan karena ia mengerjakan dosa dan diberi pahala oleh-Nya kalau ia
membuat amal ibadat yang baik.
Oleh karena itu
kaum Mu’tazilah menganggap bahwa sekalian perbuatan manusia diatas dunia ini
dibuat dan diciptakan oleh manusia sendiri, biar perbuatan baik atau buruk.
Semua pekerjaan manusia tak ada sangkut pautnya dengan Tuhan.
Pokok ketiga tentang
janji baik dan janji buruk.
Tuhan telah
berjanji menurut kaum Mu’tazilah bahw siapa yang durhaka akan dihukum-Nya dan
siapa yang mengerjakn pekerjaan yang baik akan diberi-Nya upah. Oleh karena itu
sekalian orang yang berbuat dosa tidak akan diampuni-Nya lagi kalau ia wafat
sebelum taubat, dan akan terus masuk neraka tak keluar lagi. Ini sesuai dengan
janji-Nya.
Akan tetapi,
kalau orang mu’min berbuat dosa maka ia dihukum dalam neraka di suatu tempat,
lain dari tempatnya orang kafir. Nerakanya agak dingin, merwka tinggal di
antara dua tempat, yakni antara surge dan neraka. Inilah pokok keempat dari
dasar ajaran Mu’tazilah, yaitu “tempat di antara dua tempat.”
Adapun “amar
ma’ruf” dan “nahi munkar” adalah waajib bagi setiap orang islam, sama dengan kepercayaan
kaum Ahlussunnah, akan tetapi yang ma’ruf bagi kaum Mu’tazilah ialah hanyya
pendapat mereka, bukan ma’ruf yang sesuai dengan Al-Qur’an dan hadits.
Perbedaan mazhab Mu’tazilah dengan mazhab lainnya mengenai ajaran kelima ini
terletak pada tatanan pelaksanaannya. Menurut Mu’tazilah, jika memeng
diperlukan, kekerasan dapat ditempuh untuk mewujudkan ajarn tersebut. Sejarah
pun telah mencatat kekerasan yang pernah dilakukannya ketika menyiarkan
ajaran-ajarannya.[2]
2.3. Latar
Belakang kemunculan Syi’ah
Arti Syi’ah
dalam bahasa Arab adalah pengikut
Syi’ah Ali
berarti – menurut bahasa Arab – “pengikut Ali”.
Secara
terminologis adalah sebagian kaum muslim yang dalam bidang spiritual dan
keagamaannya selalu merujuk pada keturunan nabi Muhammad SAW atau orang yang
disebut ahl al-bait. Poin penting dalam doktrin Syi’ah adalah pernyataan
bahwa segala petunjuk agama itu bersumber dari ahl al-bait. Mereka menolak
petunjuk-petunjuk keagamaan dari para sahabat yang bukan ahl al-bait atau para
pengikutnya.
Meskipun
mempunyai landasan keimanan yang sama, Syi’ah tidak dapat mempertahankan
kesatuannya. Dalam perjalanan sejarah , kelompok ini akhirnya terpecah manjadi
beberapa sekte. Perpecahan ini terutama dipicu oleh masalah doktrin imamah.
Di antara sekte-sekte Syi’ah itu adalah Syi’ah Itsna Asyariyah, sab’iyah,
zaidiyah, dan Ghullat.
2.4. Sekte-sekte Syi’ah dan
doktrinnya
2.4.1 Syiah Sab’iyah
Istilah syiah sab’iyah dianalogikan dengan syiah isna asyariah. Istilah itu memberikan pengertian bahwa sekte syiah sab’iyah hanya mengakui tujuh imam, yaitu Ali, Hasan, Husein, Ali Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Ja’far As-Sadiq, dan Ismail bin Ja’far. Karena dinisbatkan pada imam ketujuh, Ismail bin Ja’far As-Sadiq, Syiah sabiyah isebut juga Syiah Ismailiyah.
Doktrin utama Syiah Sabiyah adalah:
a. Imam walaupun kelihatannya melakukan kesalahan dan menyimpang dari syariat, ia tidaklah menyimpang karena mempunyai pengetahuan yang tidak dimiliki manusia biasa.
b. Tuhan mengambil tempat pada diri imam.
c. Al-Quran memiliki makna batin dan makna dhahir.
d. Allah tidak mempunyai sifat
2.4.2. Syiah Zaidiyah
Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal Abidin. Kelompok ini berbeda dengan sekte syiah lain yang mengakui Muhammad Al-Baqir, putra Zainal Abidin yang lain , sebagai imam kelima. Dari nama Zaid bin Ali inilah, nama Zaidiyah diambil. Syiah Zaidiyah merupakan sekte syiah yang moderat dan paling dekat dengan sunni.
Doktrin pokoknya adalah:
a. Imam yang mewarisi kepemimpinan nabi tidak ditentukan nama dan orangnya oleh nabi, tetapi hanya ditentukan sifat-sifatnya saja.
b. Khalifah Abu Bakar dan Umar adalah sah menurut pandangan Islam.
c. Orang yang melakukan dosa besar akan kekal dalam neraka jika belum bertobat dengan pertobatan yang sesungguhnya.
d. Menolak nikah mut’ah.
e. Menolak doktrin taqiyah (menyembunyikan keyakinan guna menghindari atau menjauhkan diri dari setiap jenis bahaya).
f. Memberikan selingan ungkapan hayya ‘ala khair al-amal dalam azan.
g. Takbir sebanyak lima kali dalam shalat jenazah.
h. Menolak sahnya mengusap muzah.
i. Menolak imam shalat yang tidak shaleh dan binatang sembelihan bukan muslim.
2.4.3. Syiah Ghulat
Istilah ghulat berasal dari kata ghala-yaglu ghuluw artinya bertambah dan naik. Syiah Ghulat adalah kelompok pendukung Ali yang memiliki sikap berlebih-lebihan atau ekstrim. Lebih jauh Abu Zahrah menjelaskan bahwa syiah ekstrim adalah kelompok yang menempatkan Ali pada derajat ketuhanan , dan ada yang mengangkat pada derajat kenabian, bahkan lebih tinggi daripada Muhammad.
Doktrin pokok Syiah Ghulat adalah:
a. Tanasukh, yaitu keluarnya roh dari satu jasad dan mengambil tempat pada jasad yang lain.
b. Bada’, yaitu keyakinan bahwa Allah mengubah kehendak-Nya, serta dapat memerintahkan suatu perbuatan kemudian memerintahkan yang sebaliknya.
c. Raj’ah (kedatangan imam Mahdi kebumi)
d. Tasbih (menyerupakan, mempersamakan imam dengan tuhan)
e. Hulul,yaitu Tuhan menjelma pada diri imam sehingga imam harus disembah.
f. Ghayba, yaitu kepercayaan bahwa imam mahdi itu ada didalam negeri ini dan tidak dapat dilihat oleh mata biasa.
2.4.4. Syiah Itsna Asy’ariah (Syiah Imamiyah)
Disebut Syiah Imamiah karena yang menjadi dasar aqidahnya adalah persoalan imam dalam arti pemimpin religio politik, yaitu Ali yang berhak menjadi khalifah karena ditunjuk oleh nas untuk mewarisi kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Ali adalah penerima wasiat nabi. Adapun penerima wasiat setelah Aliadalahketurunan dari garis fatimah.
Disebut itsna asy’riyah karena golongan ini mengakui dua belas imam, yaitu: Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali, Husein bin Ali, Ali Zaenal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Abdullah Ja’far Ash-Shadiq, Musa Al-kahzim, Ali ar-Ridha, Muhammad Al-Jawwad, Ali Al-Hadi, Hasan Al-Asykari, dan Muhammad Al-Mahdi.
Diantara doktrin-doktrin Syiah Imamiyah adalah:
a. Tuhan adalah Esa baik esensi maupun eksistensi-Nya.
b. Tuhan adalah qadim.
c. Tuhan tidak membutuhkan sesuatu
d. Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
e. Tuhan menciptakan kebaikan dialam semesta ini merupakan keadilan.
f. Rasul merupakan petunjuk hakiki utusan Tuhan yang secara transenden diutus untuk memberikan acuan dalam membenakan yang baik dan yang burukdialam semesta. Tidak ada nabi atau rosul setelah Muhammad.
g. Adanya hari kiamat.
h. Berpijak pada delapan cabang agama, yaitu salat, puasa, haji, zakat, khumus atau pajak sebesar seperlima dari penghasilan, jihad, al-amru bi al-makruf, dan an-nahyu an-al-munkar.
2.4.1 Syiah Sab’iyah
Istilah syiah sab’iyah dianalogikan dengan syiah isna asyariah. Istilah itu memberikan pengertian bahwa sekte syiah sab’iyah hanya mengakui tujuh imam, yaitu Ali, Hasan, Husein, Ali Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Ja’far As-Sadiq, dan Ismail bin Ja’far. Karena dinisbatkan pada imam ketujuh, Ismail bin Ja’far As-Sadiq, Syiah sabiyah isebut juga Syiah Ismailiyah.
Doktrin utama Syiah Sabiyah adalah:
a. Imam walaupun kelihatannya melakukan kesalahan dan menyimpang dari syariat, ia tidaklah menyimpang karena mempunyai pengetahuan yang tidak dimiliki manusia biasa.
b. Tuhan mengambil tempat pada diri imam.
c. Al-Quran memiliki makna batin dan makna dhahir.
d. Allah tidak mempunyai sifat
2.4.2. Syiah Zaidiyah
Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal Abidin. Kelompok ini berbeda dengan sekte syiah lain yang mengakui Muhammad Al-Baqir, putra Zainal Abidin yang lain , sebagai imam kelima. Dari nama Zaid bin Ali inilah, nama Zaidiyah diambil. Syiah Zaidiyah merupakan sekte syiah yang moderat dan paling dekat dengan sunni.
Doktrin pokoknya adalah:
a. Imam yang mewarisi kepemimpinan nabi tidak ditentukan nama dan orangnya oleh nabi, tetapi hanya ditentukan sifat-sifatnya saja.
b. Khalifah Abu Bakar dan Umar adalah sah menurut pandangan Islam.
c. Orang yang melakukan dosa besar akan kekal dalam neraka jika belum bertobat dengan pertobatan yang sesungguhnya.
d. Menolak nikah mut’ah.
e. Menolak doktrin taqiyah (menyembunyikan keyakinan guna menghindari atau menjauhkan diri dari setiap jenis bahaya).
f. Memberikan selingan ungkapan hayya ‘ala khair al-amal dalam azan.
g. Takbir sebanyak lima kali dalam shalat jenazah.
h. Menolak sahnya mengusap muzah.
i. Menolak imam shalat yang tidak shaleh dan binatang sembelihan bukan muslim.
2.4.3. Syiah Ghulat
Istilah ghulat berasal dari kata ghala-yaglu ghuluw artinya bertambah dan naik. Syiah Ghulat adalah kelompok pendukung Ali yang memiliki sikap berlebih-lebihan atau ekstrim. Lebih jauh Abu Zahrah menjelaskan bahwa syiah ekstrim adalah kelompok yang menempatkan Ali pada derajat ketuhanan , dan ada yang mengangkat pada derajat kenabian, bahkan lebih tinggi daripada Muhammad.
Doktrin pokok Syiah Ghulat adalah:
a. Tanasukh, yaitu keluarnya roh dari satu jasad dan mengambil tempat pada jasad yang lain.
b. Bada’, yaitu keyakinan bahwa Allah mengubah kehendak-Nya, serta dapat memerintahkan suatu perbuatan kemudian memerintahkan yang sebaliknya.
c. Raj’ah (kedatangan imam Mahdi kebumi)
d. Tasbih (menyerupakan, mempersamakan imam dengan tuhan)
e. Hulul,yaitu Tuhan menjelma pada diri imam sehingga imam harus disembah.
f. Ghayba, yaitu kepercayaan bahwa imam mahdi itu ada didalam negeri ini dan tidak dapat dilihat oleh mata biasa.
2.4.4. Syiah Itsna Asy’ariah (Syiah Imamiyah)
Disebut Syiah Imamiah karena yang menjadi dasar aqidahnya adalah persoalan imam dalam arti pemimpin religio politik, yaitu Ali yang berhak menjadi khalifah karena ditunjuk oleh nas untuk mewarisi kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Ali adalah penerima wasiat nabi. Adapun penerima wasiat setelah Aliadalahketurunan dari garis fatimah.
Disebut itsna asy’riyah karena golongan ini mengakui dua belas imam, yaitu: Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali, Husein bin Ali, Ali Zaenal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Abdullah Ja’far Ash-Shadiq, Musa Al-kahzim, Ali ar-Ridha, Muhammad Al-Jawwad, Ali Al-Hadi, Hasan Al-Asykari, dan Muhammad Al-Mahdi.
Diantara doktrin-doktrin Syiah Imamiyah adalah:
a. Tuhan adalah Esa baik esensi maupun eksistensi-Nya.
b. Tuhan adalah qadim.
c. Tuhan tidak membutuhkan sesuatu
d. Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
e. Tuhan menciptakan kebaikan dialam semesta ini merupakan keadilan.
f. Rasul merupakan petunjuk hakiki utusan Tuhan yang secara transenden diutus untuk memberikan acuan dalam membenakan yang baik dan yang burukdialam semesta. Tidak ada nabi atau rosul setelah Muhammad.
g. Adanya hari kiamat.
h. Berpijak pada delapan cabang agama, yaitu salat, puasa, haji, zakat, khumus atau pajak sebesar seperlima dari penghasilan, jihad, al-amru bi al-makruf, dan an-nahyu an-al-munkar.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
PENUTUP
KESIMPULAN
. Aliran pemikiran
Mu’tazilah dalam perkembangan pemikiran islam, merupakan kajian yang sangat
menarik dan signifikan. Disebut menarik, karena aliran Mu’tazilah merupakan
aliran teologi islam yang tertua dan terbesar yang telah memainkan peranan
penting dalam pemikiran dunia islam. Hal menarik lainnya karena Mu’tazilah
merupakan representasi kesadaran dunia islam dalam kemajuan dan kemoderenannya.
Disebut signifikan karena mempelajari tentang aliran Mu’tazilah merupakan
bagian dari upaya strategis dalam mengembalikan wacana kesadaran islam sebagai
counter peradaban (civilization cuonter) terhadap dominasi kultural barat.
Siginikansi lainnya karena metodologi interpretasi aliran Mu’tazilah memberikan
kontribusi yang luar biasa besarnya dalam melakukan transformasi sosial,
politik, budaya, dan ekonomi bagi peradaban islam masa kini.
Mu’tazilah sendiri adalah golongan
yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat
filosofis dari pada persoalan-persoalan teologi-teologi dalam islam lainnya,
mereka dalam membahasnya, mereka banyak memakai akal sehingga mereka mendapat
nama “kaum rasionalis islam”.
Syiah dalam terminology Ilmu Kalam
adalah sebagian kaum muslimin yang dalam bidang spiritual dan keagamaannya
selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW yang disebut ahl al-bait.
Dalam perjalanan sejarah , kelompok ini akhirnya terpecah manjadi beberapa sekte. Perpecahan ini terutama dipicu oleh masalah doktrin imamah. Di antara sekte-sekte Syi’ah itu adalah Syi’ah Itsna Asyariyah, sab’iyah, zaidiyah, dan Ghullat
Dalam perjalanan sejarah , kelompok ini akhirnya terpecah manjadi beberapa sekte. Perpecahan ini terutama dipicu oleh masalah doktrin imamah. Di antara sekte-sekte Syi’ah itu adalah Syi’ah Itsna Asyariyah, sab’iyah, zaidiyah, dan Ghullat
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Siradjuddin.2010. I’tiqad Ahlussunah wal
Jama’ah.Jakarta. Pustaka Tarbiyah Baru.
Nasution, Harun,1986, Teologi Islam:
Aliran-aliran, Sejarah, Analisa perbandingan,Jakarta: UI Press.
[1]
Luwis Ma’luf. Al-Munjid fi Al-Lughah. Darul Kitab Al-Arabi.cet.x.
Beirut. hlm 207
[2]
Harun Nasution. Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan.
UI Press. Jakarta.1986. hlm 56
0 komentar: