KONSEP ILMU JIWA PENDIDIKAN
KONSEP ILMU
JIWA PENDIDIKAN
Oleh. Drs Tadjab M.A
Diterbitkan, penerbit KARYA ABDITAMA, Surabaya.
Cetakan Pertama, 1994. KA 94.03
Tebal buku 130 halaman
BAB I
ILMU JIWA PENDIDIKAN
Pendidikan tentang jiwa psikolog dan psikolog pendidikan
yang terpendam dalam diri manusia yang akhirnya dapat melahirkan pola berperilaku,
gerak dan lain sebagainya. Dengan demikian pergerakan, pertumbuhan dan
perkembangan semua itu menjadi petunjuk gejala adanya jiwa pada manusia. Disini
para filosof membagi jiwa menjadi
1. Daya Vegetatif, bersifat
tumbuh, berkembang sebagaimana tumbuh-tumbuhan ini disebut “nafs on nabati”
2. Daya Sensoris, ini bagi
pemilik penginderaan, berpindah sebagaimana perilaku hewan disebut “nafs al
hayawany”
3. Daya Rasional, yang
khusus pemilik yang bersifat berfikir, berbuat, berkehendak sebagaimana khusus
nampak pada jiwa manusia, dan disebut “nafs al insaniyah”
4. Daya ruh, bersifat taat,
patuh, tunduk, ini menggambarkan sosok malaikat.
Menurut Kejiwaan Manusia
Menurut kebanyakan filosof,
struktur jiwa manusia terdiri dari :
1. Jiwa Vegetatif : bagian terbawah
2. Jiwa Sensitif : bagian menengah
3. Jiwa Rasional : bagian tertinggi
Pembagian Ilmu Jiwa
1. Dari segi sasaran /
obyeknya, ilmu jiwa dapat dibedakan menjadi dua :
a. Ilmu Jiwa Umum : yaitu
obyek studynya adalah manusia dewasa seutuhnya, normal dan beradab.
b. Ilmu Jiwa Khusus : yaitu
obyek studynya adalah bagian-bagian tertentu dari gejala-gejala jiwa.
2. Dari segi kegunaan dapat
dibedakan antara ilmu jiwa teoritis, praktis.
a. Teoritis dipergunakan
untuk mengembangkan pengetahuan ilmu kejiwaan.
b. Praktis dipergunakan
untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensinya bidang tertentu dari aspek
bidang kehidupan manusia.
Pengertian Psikologi Pendidikan.
Psikologi pendidikan adalah :
suatu stadi kejiwaan dari bidang pendidikan/studi dari bidang pendidikan yang
akhirnya diarahkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses
pendidikan dan pengajaran.
BAB II
PSIKOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI DISIPLIN ILMU
Psikologi pendidikan, bisa
dipahami sebagai “study tentang proses pendidikan dari sudut tinjauan psikologi”.
Apakah psikologi pendidikan sudah
merupakan disiplin ilmu yang tersendiri? Hal ini dapat lihat apakah psikologi
pendidikan sudah memenuhi syarat-syarat berikut:
1. Harus mempunyai obyek
2. Harus mempunyai metode
khusus
3. Harus mempunyai ruang
lingkup studi yang jelas
4. Harus mempunyai nilai
guna dan manfaat
Obyek Psikologi Pendidikan
1. Obyek material, yaitu
bersifat umum, yang juga menjadi obyek kebersamaan ilmu-ilmu umum lainnya yang
sejenis, (obyek dari ilmu induknya).
2. Obyek formal yaitu
bersifat khusus yang hanya menjadi sasaran studi tersendiri dari ilmu yang
bersangkutan dan berbeda dari obyek-obyek ilmu lainnya, ini keduanya merupakan
penghayatan tingkah laku manusia.
Ruang lingkup Psikologi
Pendidikan
Ialah meliputi :
1. Masalah perkembangan dan
pertumbuhan individu
2. Masalah belajar mengajar
3. Masalah pengukuran dan
penelitian
4. Masalah bimbingan dan
penyuluhan
Kegunaan Psikologi Pendidikan
Secara praktis Psikologi
pendidikan berguna pada mereka yang terlibat dalam proses pendidikan dan
pengajar.
a. bagi perencana pendidikan
b. bagi para guru
c. bagi para orang tua
BAB III
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Antara kata pertumbuhan dan
perkembangan keduanya mempunyai arti yang berbeda karena suatu yang tumbuh
adalah suatu yang bersifat material dan kuantitatif sedangkan yang berkembang
adalah suatu yang bersifat fungsional dan kuantitatif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan.
Ada garis besar yang merupakan
faktor terpengaruhnya pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak.
1. Faktor Intern, faktor
yang muncul dari dalam diri anak / dari keturunan.
2. Faktor Ekstern, faktor
yang muncul dari luar diri anak / dari pengalaman dan interaksinya dengan
lingkungan.
Dan ada juga kedua faktor tadi di dalam hal
ini ada tiga teori :
1. Teori Rativisme,
berpendapat bahwa sejak lahir anak telah memiliki sifat-sifat / dasar-dasar
tertentu.
2. Teori Empirisme,
berpendapat bahwa sejak lahir anak tidak memiliki sifat-sifat / dasar-dasar
tertntu semata-mata ditentukan faktor dari luar.
3. Teori Konvergensi,
berpendapat bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak itu ditentukan sebagai
akibat interaksi.
Prinsip-prinsip Perkembangan.
1. Prinsip kesatuan organis
2. Prinsip tempo dan irama
berkembang
3. Prinsip pola umum
perkembangan yang sama
4. Prinsip Konvergensi
5. Prinsip Kematangan
6. Prinsip Fungsional
Membina pertumbuhan dan
perkembangan anak
Syarat-syarat pokok dalam
pembinaan pertumbuhan dan perkembangan.
1. Adanya Pembina yang
bertanggung jawab
2. Tersedianya alat-alat
lengkap
3. Adanya keteraturan
artinya : pembinaan harus diberikan secara terus-menerus
4. Diperlukan adanya
perlindungan
5. Diperlukan adanya
kesabaran dan ketekunan
BAB IV
FAKTOR HEREDITAS DAN PRINSIPNYA
Yang disebut faktor hereditas
adalah : sifat-sifat / ciri-ciri yang diperoleh oleh seseorang anak atas dasar
keturunan atau pewarisan dari generasi ke generasi melalui sel benih.
Prinsipnya atau Hukum Hereditas
Dapat berlangsung menurut
prinsip-prinsip / hokum-hukum tertentu yaitu :
1. Prinsip Reproduksi,
melalui prinsip reproduksi orang tua bisa mewariskan sel benihnya kepada
generasinya.
2. Prinsip Konformitasi,
bahwa setiap jenis makhluk menurunkan jenisnya sendiri.
3. Prinsip Variasi, selain
mewarisi ciri-ciri yang umum yang sama juga mewariskan sifat berbeda lainnya.
4. Prinsip Regresi Fillial,
menunjukkan sifat menonjol kedua-duanya misal : meskipun orang tuanya cerdas,
generasinya akan sedang-sedang tak secerdas orang tuanya.
BAB V
PERLENGKAPAN
DASAR DAN PERLENGKAPAN AJAR
Perlengkapan dasar ialah
perlengkapan-perlengkapan yang ada dan dimiliki oleh seseorang atas dasar
bawaan / keturunan.
Sedangkan perlengkapan ajar adalah
perlngkapan-perlengkapan yang berupa berbagai macam kemampuan yang diperoleh
anak sebagai akibat belajar dan pengalaman-pengalaman lain.
BAB VI
PROBLEM
PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM PENDIDIKAN
Perbedaan individual adalah
sebagai apresiasi dari hukum variasi dalam hereditas.
Sesuai dengan hukum regresi filial
dapat dibedakan bersifat demikian.
1. Secara kasar : hanya bisa
digolongkan antara dua kategori misal : tinggi rendah
2. Secara distributif :
penyebaran perbedaan individual itu menunjukkan “kurva distributif normal”
bahwa yang paling banyak adalah sedang-sedang dan semakin ke ujung semakin
sedikit jumlahnya.
BAB VII
PENGERTIAN
BELAJAR DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Belajar mempunyai banyak arti
sangat luas. Bisa dikatakan bahwa belajar adalah meliputi setiap pengalaman
yang menimbulkan perubahan dalam pengetahuan.
Belajar dapat didefinisikan
sebagai “berubahnya kemampuan seseorang untuk melihat, berfikir, merasakan,
melaksanakan sesuatu dan lain-lain”.
Faktor yang mempengaruhi
belajar
1. Faktor-faktor non sosial
2. Faktor-faktor sosial
dalam belajar
3. Faktor-faktor fisiologis
dalam belajar
4. Faktor-faktor psikologis
dalam belajar
BAB VIII
TEORI-TEORI
BELAJAR ILMU JIWA PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI DISIPLIN ILMU
Disini banyak aliran psikologi dan
psikologi pendidikan.
1. Psikologi yang bersifat
spekulatif
2. Psikologi behavioristik
3. Psikologi Kognitif
4. Psikologi humanistik
Dan mengenai teori belajar ini tak
lain karena para ahli tidak puas pendapat, para ahli sebelumnya, dari itu
timbulah teori belajar yang bersifat kognitif .
Psikologi kognitif mulai berkembang
dari lahirnya teori gestalt peletak dasar teori gestatif adalah Wertheimer,
yang meneliti tentang pengalaman dan problem solving.
Menurut psikologi gestalt ada
beberapa sifat khusus belajar dengan insight (pengamatan/pemahaman mendadak
antara hubungan terhadap permasalahan) yaitu:
1. Insight itu tergantung
kepada kemampuan dasar yang berbeda-beda antar anak
2. Insight itu tergantung
kepada pengalaman yang relevan
3. Insight itu tergantung
pengaturan secara eksperimental
4. Insight itu didahului
oleh sesuatu periode yang berbeda-beda
5. Insight itu dapat diulangi
6. Insight itu yang pernah
didapatkan, dapat dipakai untuk menghadapi situasi-situasi yang baru.
BAB IX
BEBERAPA
BENTUK / JENIS BELAJAR
Bentuk-bentuk belajar antara lain
dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Bentuk belajar menurut
spikis
a. Belajar dinamik yaitu
artinya menghendaki sesuatu secara wajar didalam belajar
b. Belajar efektif, cirinya
belajar menghayati nilai-nilai dari obyek yang dihadapi melalui alam perasaan
c. Belajar kognitif, cirinya
dalam mempergunakan bentuk-bentuk prestasi yang mewakili obyek-obyek yang
dihadapi
2. Bentuk-bentuk belajar
menurut materi yang dipelajari
a. Belajar teoritis
b. Belajar teknis
c. Belajar bermasyarakat
d. Belajar estetis,
cenderung bertujuan membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan
diberbagai bidang kesenian.
3. Bentuk- bentuk belajar
yang tidak begitu disadari
a. Belajar insidental : ini
cirinya langsung bila orang mempelajari sesuatu dengan tujuan tertentu tetapi
di samping itu juga belajar hal-hal lain yang sebenarnya tidak menjadi sasaran.
b. Belajar tersembunyi
c. Belajar mencoba-coba
BAB X
MASALAH
MOTIVASI BELAJAR
Motif, motivasi dan motivasi
belajar.
Motif adalah : daya penggerak di
dalam diri orang untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai
suatu tujuan tertentu
Motivasi ialah motif yang sudah
menjadi aktif pada saat-saat tertentu, motivasi belajar adalah dorongan yang
mana dapat memberikan rasa belajar dengan tekun kepada peserta didik.
Motif dan motivasi berkaitan erat
dengan penghayatan sesuatu kebutuhan. Kaitan itu tertampung dalam istilah
“lingkungan motivasi”.
BAB XI
TRANSFER
BELAJAR
Transfer belajar adalah :
pemindahan / pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam bidangstudi yang
satu ke bidang studi yang lain, atau kehidupan sehari-hari di luar lingkungan
sekolah.
Beberapa pandangan tentang
transfer belajar, dalam hal ini terdapat beberapa teori antara lain :
1. Teori disiplin formal
Pandangan ini
bertitik tolak pada pandangan aliran psikologis, daya tentang psike/kejiwaan
manusia, psike itu dipandang sebagai kumpulan dari sejumlah bagian / daya-daya
yang berdiri sendiri. Seperti daya berfikir, daya mengingat, daya kemauan, daya
merasa, dan lain-lain.
2. Teori elemen identik
Suatu unsur di
bidang studi yang satu ke unsur yang sama antara bidang-bidang study.
3. Teori generalisasi
Berkaitan dengan
kemampuan seseorang untuk menangkap struktur pokok.
Faktor-faktor yang berperan dalam transfer
belajar.
1. Proses belajar
2. Hasil belajar
3. Bahan / materi
bidang-bidang studi
4. Faktor-faktor
subyektifitas di pihak siswa
5. Sikap dan usaha guru
BAB XII
PEMECAHAN
MASALAH (PROBLEM SOLVING)
Setiap makhluk hidup pasti
mempunyai masalah. Adapun beberapa cara yang harus ditempuh dalam problem
solving mulai dari sederhana sampai yang paling rumit adalah :
1. Kelakuan yang tidak
dipelajari (instink) dan pembiasaan
2. Trial and error yang
membudaya
3. Dengan insight
(pemahaman)
4. Vicarious, behavior
(dalam hati), dan
5. Cara ilmiah
Kalau pada binatang pemecahan
masalah dapat menggunakan cara-cara (1), (2), dan (3) sedangkan pada manusia
menggunakan kelima cara tadi, akan tetapi cara (1), dan (2) sering dipergunakan
pada tahap kanak-kanak.
EVALUASI
Manfaat buku ini, mempermudah pendidik
dalam melangsungkan kegiatan belajar mengajar dengan mengetahui garis-garis
besar ilmu jiwa pendidikan sehingga target / tujuan pendidikan secara praktis
dapat dijangkau.
Kelemahan buku, karena namanya
buku dan hanya buku yang berisikan gambaran-gambaran tertentu didalam
pendidikan, pasti masih trdapat kelemahan antara lain, buku ini cuma teori
tidak langsung berbentuk praktis, kemudian di dalam mempelajari ilmu jiwa
pendidikan terdapat banyak dan melebar berbagai teori dan teori sehingga
menurut pendapat saya pribadi, dengan menaati, menghafalkan teori-teori ini kapan
terlaksananya kegiatan belajar mengajar, belum pula memahami kemudian
penerapan.
KLASIFIKASI
A. Pengertian
Klasifikasi
adalah pengelompokan barang yang sama dan memisahkan dari benda menurut
spesianya.
Dari sini
begitu banyak pembahasan tentang klasifikasi itu sendiri disadari atau tidak
pengklsifikasi sesuatu kerap kita hadapi pada kehidupan sehari-hari. Para ilmuwanpun
membuat klasifikasi ilmu menjadi tiga golongan ilmu sosial, ilmu kealaman, ilmu
humaniora.
Tujuan ini
tidak lain supaya kita dapat mudah mengetahui tanda-tanda itu.
Untuk membuat
klasifikasi harus menempuh dua macam cara dan ini merupakan syaratnya.
a. pembagian
b. pengelolaan
B. Pembagian
Adalah pembagian suatu genera kepada
spesia yang dicakupnya. Sedang untuk mengetahui pembagian genera kepada spesia
dengan benar maka dalam pembagian perlu / bahkan wajib memperhatikan patokan
berikut :
a. pembagian harus di
dasarkan atas sifat persamaan yang ada pada genera secara menyeluruh, sedang
spesianya merupakan perubahan tertentu dari sifat persamaan itu. Misalnya, kita
hendak membagi macam agama, maka kita harus berdasarkan perubahan tertentu dari
sifat genera itu sendiri.
b. Setiap pembagian harus
berlandaskan satu dasar saja, karena pembagian yang dilandaskan atas lebih dari
satu dasar akan menimbulkan spesia simpang siur.
Contohnya : pembagian manusia
menjadi ; manusia berkulit putih, berkulit hitam. Manusia Afrika, Manusia Asia.
c. Pembagian harus lengkap.
Yakni, harus menyebut keseluruhan spesia yang dicakup oleh suatu genera, Ini
memang sulit karena tidak selamanya mengetahui keseluruhan spesia dan
generanya. Hal ini sangat tergantung terhadap kebendaharaan pengetahuan kita
atas kelompok barang-barang.
Pembagian dikotomi,
karena mungkin kita akan menghadapi pembagian yang berbeda dengan model di
atas. Maka kita menggunakan pembagian logika jenis lain yaitu pembagian
dekotomi adalah: pembagian dari suatu genera kepada spesia yang dicakupnya,
dengan mengelompokkan menjadi 2 golongan yang di bedakan atas ada dan tidak
adanya.
Dalam bahasa
latin (dikotomi) mempunyai arti pembagian secara dua-dua dalam bahasa arab
disebut sunaiyyal.
C. Penggolongan
Penggolongan
mempunyai lebih spesifik daripada pembagian. Jadi, antara pembagian dan
penggolongan mempunyai arti yang bertolak belakang. Karena pembagian bergerak
dari atas ke bawah sedang penggolongan sebaliknya.
Pengelompokan
barang-barang atas golongan tertentu berdasarkan atribut dan perbedaannya,
tentu barang-barang yang mempunyai persamaan tertentu dikelompokkan ke dalam
golongan yang sama.
Artcle By : Shokif Furidho, S.Pd.I
Posted By : Pakdhe Keong
21 September 2014
0 komentar: