Makalah Tafsir Surat Al Anfal Ayat 27, Surat An Nisa’ Ayat 14, Surat Ali Imron ayat 133 – 134 dan Surat Al Baqoroh ayat 38
Makalah Tafsir Surat Al Anfal Ayat 27, Surat An Nisa’ Ayat 14, Surat Ali Imron ayat 133 – 134 dan Surat Al Baqoroh ayat 38
BAB
1
PENDAHULUAN
Alquran
merupakan sebuah obat dalam berbagai penyakit yang seringkali mencuat di
permukaan kehidupan. Bukan saja menjadi obat, penawar, Al quran juga merupakan
sebuah bangunan kokoh, atau semacam perpustakaan yang di dalamnya memuat
berbagai macam dasar daripada ilmu ilmu dalam lingkup kehidupan.
Termasuk ayat ayat yang
membahas tentang akhlak terpuji. Al quran kian runtutnya membahas berbagai
macam persoalan yang menyangkut dengan kehidupan manusia, menjadi makluk sosial
yang saling menghargai, memahami yang pada dasarnya tetap mengacu pada hokum
agama, syariat yang telah ada.
Demikian jelas, Al
quran merupakan sebuah panutan dalam segala hal yang diyakini mampu merubah
sisi kebaikan daripada manusia itu sendiri. Menyeimbangkan antara dunia dan
akhirat.
Yang paling utama, al quran merupakan
sebuah kitap panutan yang harus kita patuhi, kita yakini kebenarannya karena di
dalamnya merupakan kalamullah yang diturunkan kepada Rasulnya. Jadi sebagai
umat, sudah selayaknya kita merefleksikan daripada apa yang telah tertuang
dalam kitab.
Akhirnya, semoga dalam makalah ini
membawa manfaat bagi kita semua.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Surat Al Anfal Ayat 27
1.
Ayat
2.
Terjemhan :
“Hai
orang orang beriman janganlah kamu mengkhianati Alloh dan Rosul dan janganlah
kamu mengkhianati amanat amanat yang dipercayakan kepadamu sedang kamu
mengetahui.”
3.
Asbabul Nuzul
Para ulama berkata, “Sesungguhnya
pelajaran yang dipetik dari sebuah nash itu berdasarkan keumumamn lafadh, dan
bukan kekhususan sebab.” Maka dari itu walaupun ayat ini mempunyai sebab khusus
berkaitan dengan turunnya, namun Al Qu’ran tetap sesuai dengan zaman dan
tempat, maka berbahagialah orang yang berpegang padanya, dan bersedih bagi orang
yang mengabaikannya.
Sebagaimana
disebutkan oleh ulama, bahwa ayat ini turun sebagai seruan pada Abu Lubabah bin
Abdul Mundzir al Anshori, ketika Rosululloh mengutusnnya kepada Bani Quroizah,
ketika menunggu mereka selama 21 hari akhirnya mereka minta kepada Rosululloh untuk
berdamai, sebagiamana perdamaian dengan Bani Nadzir, bertempat di bumi Syam.
Namun Rosululloh enggan memberikan perdamaian sampai kemudian keluar hukum dari
Sa’ad bin Mua’dz. Mereka pun masih enggan dan berkata, “ Utuslah kepada Abu
Lubabah, dia adalah penasehat mereka keluarganya, hartanya dan anak anaknya.
Kemudian Rosululloh mengutus Abu Lubabah dan mereka berkata kepadanya, “ Wahai Abu
Lubabah bagaimana pendapatmu, apakah kita akan menggunakan ketentuan hukum yang
diputuskan oleh Sa’ad bin Muad’z?”
Maka
Abu Lubabah pun mengisyaratkan tangannya ke lehernya yang maksudnya
menyembelih, maka mereka tidak melaksanakannya. Abu Lubabah berkata, “Demi
Alloh, saya tidak merasakan makan dan minum sampai saya mati, atau Alloh
menerima taubat saya,” Maka dia tetap berada di Masjid itu selama tujuh hari
dan tidak makan sampai badannya kurus, kemudian Alloh menerima taubatnya.
Dikatakan kepadanya, “Wahai Abu Lubabah, Alloh telah menerima taubatmu.”
Kemudian
ia berkata, “Tidak saya tidak akan melepaskan diriku sebelum Rosululloh yang
melepaskanku,” lalu Rasululloh datang
dan melepaskan tangannya, kemudian Abu Lubabah berkata, “Sebagian dari
sempurnanya taubatku, hendaknya saya berhijrah dari tempat terjadinya dosa yang
menimpa padaku, dan saya menghindari hartaku.” Kemudian Rosululloh bersabda,
cukuplah kamu menshodaqohkan sepertiga saja dari hartamu.”
4.
Sarah serta penjelasan ayat
Surat Al Anfal
ayat 27 ini berhubungan dengan ayat sesudahnya, yaitu surat Al Anfal ayat 28. Dari ayat di atas dijelaskan bahwa kita
harus berpaling dari akhlak yang tercela menuju akhlak yang mulia dan ayat
tersebut melarang kita melakukan khianat dan menyuruh kita untuk bepepegang
teguh pada amanah.
“Wahai
orang orang yang benar benar beriman, kamu tidak diperbolehkan melakukan tindakan mengkhianati Alloh dan rosul, serta
menjadikan para musuh kebenaran sebagai pemimpin.”
Menjelaskan bahwa kita dilarang
untuk mengkhianati perjanjian jihad fisabilillah, larangan mengkhianiati amanah
dan muamalah antara kita dan saudara saudara kita. Dan kita harus lebih komitmen
untuk melaksanakan perintah perintah Alloh dan meninggalkan larangannya.
Ayat di atas juga
menjelaskan bahwa pengkhianatan kepada Alloh, Rosululloh-Nya dan seluruh orang
mukmin akan berimplikasi pada diri orang yang melakukan pengkhianatan itu
sendiri. Maka janganlah kita mencintai harta kita dan anak anak kita melebihi
kecintaan kepada Alloh dan Rosulnya, karena hal itu akan merusak diri dan amal
kita sendiri. Dan perlu kita ketahui bahwa pahala Alloh itu sangat mulia, kemudian juga siksaNya sangat pedih,
jika kita mengkhianatiNya. Sebaliknya Alloh akan memberikan kepada pahala yang
sangat mulia jika kita berlaku amanah dan meninggalkan khianat.
5.
Kesimpulan
·
Janganlah melakukan pengkhianatan dan berpegang
teguhlah kepada amanah amanah yang telah diberikan kepadamu.
·
Kita harus senantiasa melaksanakan perintahNya dan
menjauhi larangannya.
·
Jka kita melakukan pengkhianatan maka akan berakibat
pada diri kita sendiri. Dan perlu kita ketahui bahwa pahala Alloh sangatlah
mulia bila kita berlaku amanah dan siksaNya sangat pedih jika kita melakukan
pengkhianatan.
·
Janganlah kita mencintai harta dan anak anak kita
melebihi cinta kita kepada Alloh dan Rosulnya.
B.
Surat An Nisa’ Ayat 14
1.
Ayat
2.
Terjemahan
“Dan
barang siapa yang mendurhakai Alloh dan RosulNya dan melanggar ketentuan
ketentuannyaNya, Niscaya Alloh memasukannya ke dalam api neraka sedang ia kekal
di dalamnya.”
3.
Asbabul Nuzul
Asbabul
Nuzul dari Al Quran surat An Nisa’ ayat 14 ini berkaitan dengan surat An Nisa’
ayat 11, 12, 13. Mengapa ayat ayat ini berkaitan kalau ayat 11 dan 12
menjelaskan tentang masalah waris, akan tetapi ayat 13-14 adalah sebuah janji
dari Alloh apakah kita ingin surga atau neraka. Yang jelas untuk non muslim
tidak lain adalah neraka jahannam tempat mereka. Apapun sebab turun ayat ini
menurut hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi dari sahabat
Jabir yang artinya “Telah datang kepada Rosululloh SAW istri Sa’ad bi Rabi’ dan
berakata “Wahai Rasululoh ini adalah dua anak perempuan Sa’ad bin Rabi’. Ia
telah gugur dalam perang uhud, seluruh hartanya telah diambil pamannya dan tak
ada yang ditinggalkan untuk mereka sedangkan mereka tdak dapat nikah bila tidak
memiliki harta”. Rasululloh SAW. Berkata, “Alloh akan memberikan hukumannya.”
Maka turunlah ayat warisan. Kemudian Rasululloh SAW mendatangi paman kedua anak
tersebut dan berkata : “Berikan dua pertiga dari harta Sa’ad kepada anaknya dan
kepada ibunya berikan seperdelapannya sedang sisanya ambillah untuk kamu”.
Dalam ayat ini Alloh menyampaikan wasiat yang
mewajibakn kepada kaum muslimin yang telah mukallaf untuk menyelesaikan harta
warisan bagi anak anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya baik mereka laki laki atau perempuan. Apabila
ahli waris itu sendiri terdiri dari anak laki laki dan perempuan maka berikan
kepada yang laki laki dua bagian dan kepada anak perempuan yang satu bagian.
Adapun hikmah anak laki laki diberikan dua bagian yaitu karena laki laki
memerlukan harta untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan nafkah istrinya serta
anaknya, sedang perempuan hanya memerlukan biaya untuk diri sendiri. Adapun apabila
ia telah menikah maka kewajiban nafkah itu ditanggung oleh suaminya, karena itu
wajarlah jika ia diberikan satu bagian.
Yang dimaksud anak atau ahli waris lainnya dalam ayat ini ia
diberikan satu bagian. Yang dimaksud
anak atau ahli waris lainnya dalam ayat ini adalah secara umum. Kecuali karena
ada halangan yang menyebebkan anak atau ahli waris lainnya tidak mendapat hak
warisan.
4.
Sarah dan penjelasan
Keterangan dalam
Surat An Nisa’ ayat 14 ini berhubungan dengan ayat sebelumnya yaitu surat An
NIsa’ ayat 13 dari kedua ayat ini lebih menegaskan lagi agar hukum hukm warisan
dijalankan dengan sebiak baiknya. Kaena dari kedua ayat ini dijelaskan bahwa
kita harus memamtuhi apa yang telah diperintahkan Alloh dan Rasulnya maka Alloh
memberiakan ancaman akan memasukkan orang tersebut ke dalam neraka yang penuh
siksa dan derita. Maka akan kekal di dalamnya dan tak ada kemungkinan untuk
merasakan kenikmatan seperti dalam surga. Hal tersebut merupakan suatu siksa
yang pedih dan sangat menghinakan.
Dari ayat di atas juga dijelaskan, bahwa ada berbagai
ketentuan ketentuan dan kadar yang dijadikan Alloh untuk ahli waris, maka hal
itu sesuai dengan kekerabatan mereka kepada mayit dan kebetuhannya mereka
kepadanya, serta rasa saling kehilangan mereka dengan kepergiannya. Dan hal ini
merupakan ketentuan ketentuan yang ditetapkan Alloh. Maka Alloh melarang kita
untuk melampaui batas atas melanggarnya.
Oleh karena itu Alloh berfirman, “Barang
siapa yang taat kepada Alloh dan RasulNya.” Ketaatan dalam masalah tersebut ,
yaitu dengan tidak menambahkan atau tidak mengurangi sebagian ahli waris dengan
tipuan/ cara cara lain. Akan tetapi ia menetapkan sesuai dengan hukum ketentuann
dan pembagiannya yang telah Alloh tetapkaan. Maka niscaya Alloh akan
memasukannya kedalam surga yang di dalamnya mengalir sungai sungai sedang ia
kekal di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang Alloh akan memasukaannya ke dalam
api neraka dan dia kekal di dalamnya serta siksa baginnya siksa yang
menghinakan dan pedih.
5.
Kesimpulan
·
Janganlah kita memakan harta warisan yang bukan hak
milik kita. Berikanlah harta warisan kepada orang yang berhak menerimanya (ahli
waris)
·
Dalam pembagian harta warisan ada ketentuan
ketentuannya. Berijanlah harta warisan kepada orang yang berhak menerimanya
sesuai dengan kadar ketentuannya, jangalah kita mengurangi atau melebihkan.
·
Alloh memberikan ancaman dengan memasukkan orang
orang yang melanggar hukum hukum warisan ke dalam neraka yang penuh siksa dan
derita. Mereka akan kekal di dalamnya dan tak ada kemungkinan untuk merasakan
kenikmatan seperti dalam surga.
C. Surat Ali Imron ayat 133 – 134
1.
Ayat
2.
Terjemahan
“Dan bersegaralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu
dan kepada surga yang seluasnya langit dan bumi yang disediakan untuk orang
orang yang bertakwa. Yaitu orang orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan
(kesalahan) orang. Alloh menyukai orang orang yang berbuat kebajikan.”
3.
Asbabun Nuzul
Bahwasannya ayat
ayat tersebut berhubungan dengan ayat ayat sebelumnya, bahwasaannya Alloh
mengutus orang orang untuk bertakwa kepada Alloh dan Rasulnya. Karena Alloh
telah menyiapkan surga yang seluas langit dan bumi. Alloh mengutus kita
menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit dan senantiasa
memaafkan kesalahan orang orang lain.
Dijelaskan bahwa kedatangan syawal menjadi saksi
kepada amalan saling bermaafan yang dipraktikkan dalam masyarakat muslim. Satu
amalam mulia yang senantiasa dianjurkan oleh islam terhadap umatnya. Amalan
amalan mulia seperti ini tidak sepatutnya terhenti saat kedatangan hari raya
saja tapi harus diteruskan sepanjang masa. Tdak ada satupun perkara yang
merugikan bagi siapa saja yang mengamalkan sifat suka memaafkan. Dari sinilah
terbinanya perasaan mawadaah warahmah dalam diri setiap mukmin yang bersaudara.
Sikap ini merupakan salah satu daripada sifat sifat hambaNya yang bertakwa
sebagaimana yang digariskan oleh Alloh melalui surah Al Imron.
4.
Sarah dan penjelasan
Dari surat di atas Alloh menganjurkan kepada mereka
supaya bergegas melakukan kebaikan dan bersegera meraih kedekatan kepada Alloh.
Dan Alloh menganjurkan untuk menuju ampunan Alloh karena Alloh telah menyiapkan
surga yang seluas langit dan bumi bagi orang orang yang bertakwa. Sebagaimana
Alloh menyediakan neraka bagi orang orang
kafir.
“Seluas langit
dan bumi,” Merupakan pemberitahuan betapa luasnya surga itu sebagaimana Alloh
berfirman ketika menerangkan sifat surga ,”Bagian dalam dari sutra.” Lalu
bagaimana denganmu dengan bagian luarnya. Adapula pendapat yang mengatakan
bahwa lebarnya surga itu seperti panjangnya, karena ia berbentuk kubah dan
berada di bawah “Arasy”. Maka sesuatu yang berbentuk kubah dan bulat adalah
sama dengan panjangnya.
Al Bazaar meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia
berkata, ”Seseorang datang kepada Rasululloh SAW kemudian bertanya, “Bagaimana
pendapat engkau mengenai firman Alloh, “Surga yang seluas langit dan bumi,”
lalu dimanakah neraka ?” Nabi SAW bersabda, “Bagaimana menurutmu apabila malam
datang dan merambahi segala perkara, maka dimanakah siang ?” orang itupun
menjawab, “Ditempat yang dikehendaki oleh Alloh.” Nabi bersabda, “Demikian pula
dengan neraka. Mereka tetap berada di tempat yang dikehendaki oleh Alloh.”
Yakni, demikianlah bila kita tidak menyaksikan malam tatkala siang datang, maka
hal itu tidak memastikan tidak beradanya malam pada suatu tempat, meskipun kita
tidak tahu dimana malam itu berada. Demikian pula dengan neraka. Ia berada suatu
tempat yang dikehendaki oleh Alloh.
Kemudian Alloh menceritakan sifat
ahli surga yaitu orang orang selalu menginfakkan hartanya kepada Alloh baik
pada saat sulit maupun lapang, saat giat dan malas, saat sehat dan sakit dan
dalam segala hal dan keadaan. Orang orang yang tidak pernah melalaikan Alloh
dalam perkara apapun. Dan orang orang yang apabila marah mereka menahannya,
dalam arti menyembunyikannya sehingga orang lain tidak mengetahuinya.
5.
Kesimpulan
·
Kita harus senantiasa saling memaafkan baik pada
waktu bulan syawal yang dianjurkan ataupun pada bulan bulan yang lain.
·
Kita harus senantiasa menafkahkan harta baik dalam
waktu sempit ataupun luang.
·
Alloh akan memberikan balasan surga yang luasnya
seluas langit dan bumi bagi orang orang
yang suka memaafkan dan menafkahkan hartanya.
D. Surat Al Baqoroh ayat 38
1.
Ayat
2.
Terjemahan
“Kami berfirman : “Turunlah kamu dari surga itu ! kemudian jika datang petunjuk –Ku kepadamu,
maka barang siapa yang mengikuti petunjukKu niscaya tidak ada kekhawatiran atas
mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati.”
3.
Asbabul nuzul
Ayat tersebut berkaitan dengan ayat ayat sebelumnya,
ayat ini diturunkan menjadi peringatan kepada Adam, Hawa, dan Iblis. Karena
mereka melanggar perintah Alloh. Iblis tidak mau bersujud kepada Adam dan Hawa
karena merasa lebih tinggi daripada mereka. Dan Adam dan Hawa yang telah
melanggarnya dengan memakan buah yang telah dilarang oleh Alloh karena terhasut
oleh syaitan. Maka turunlah ayat ayat tersebut pada Al Baqoroh ayat 38 ini
adalah peringatan kepada Adam dan Hawa yang telah melanggar Alloh.
4.
Sarah / penjelasan ayat
Yang perlu kita ketahui bahwa surat Al baqoroh ayat
38 ini berhubungan dengan ayat sebelum dan sesudahnya.
Dari
ayat ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa Alloh berfirman memberitahukan
tentang peringatan kepada Adam, hawa dan Iblis. Alloh menyuruh kepada mereka
untuk turun ke bumi dua kali. Pertama sebagai isyarat bahwa mereka turun dari surga
ketempat yang penuh bencana, sengsara serta permusuhan dan tinggal serta
menetap di bumi sampai suatu masa guna menikmati kesenangannya. Kedua untuk
menerangkan bagaimana mereka dari segi ketaatan dan kedurhakaan. Dalam hal ini
mereka menjadi dua golongan.
Segolongan mau mengikuti petunjuk Nya yang diturunkan dan disampaikan
kepada manusia melalui rasulNya. Yaitu dijelaskan bahwa ketika Alloh menurunkan
mereka dari surga, bahwasannya akan diturunkan kitab kitab, akan diutus para
rasul, penjelasan dan keterangan. Maka orang yang mengikuti petunjuk Alloh,
dengan menerima kitab yang diturunkan dan menyambut para rasul yang diutus maka
tidak ada kekhawatiran kepada tentang perkara akhirat yang akan mereka hadapi
dan tidak pula mereka berseih hati. Dan golongan yang lain yaitu mereka yang
menempuh kesesatan dan mendustakan ayat ayat Nya. Mereka inilah yang memperoleh
balasan neraka jahanam.
5.
Kesimpulan
·
Kita harus senantiasa menaati perintah Alloh da
menjauhi larangannya.
·
Bila kita senantiasa mematuhi larangannya dan dengan
mengikut petunjukNya maka tiada ada kekhawatiran bak di dunia dan di akhirat
kelak.
·
Jika kita mendustakan ayat ayat Alloh dengan tidak
mengikuti petunjukanya maka kita akan tersesat dan memperoleh balasan neraka.
BAB
III
PENUTUP
/ KESIMPULAN
·
Surat Al Anfal ayat 27 berisi tentang larangan untuk
berkhianat terhadap amanah-amanah yang telah diberikan kepada kita. Khianat
merupakan salah satu akhlak tercela yang tidak disukai Alloh.
·
Surat An Nisa’ ayat 14 membahas tentang larangan
durhaka kepada Alloh dan Rasulnya, dengan melanggar perintahnya. Termasuk
berkenaan dengan segala perintah yang telah termaktub dalam Al Quran dan begitu
pun juga dalam hadist Nabi. Terkait dalam segela urusan ubudiah maupun muamalah
·
Surat Al Imron ayat 133 – 134 berisi tentang seruan
kepada ummat manusia untuk selalu memohon ampunan kepada Alloh yang
kekuasaannya ada di langit dan Bumi. Dan seruan agar senantiasa mengingat Alloh
dalam situasi dan kondisi apapun, termasuk dalam waktu yang luang ataupun
sempit.
·
Surat Al Baqoroh ayat 38 berisi tentang anjuran
untuk berpegang teguh kepada petunjuk Alloh, dalam hal ini berupa wahyu yang
diturukan kepada Nabi.
Posted By: Pakdhe Keong
21 September 2014
21 September 2014
0 komentar: