Kurikulum 2013

Pelaksanaan Kurikulum 2013 Bisa Mundur

 

JAKARTA, KOMPAS.com— Pelaksanaan Kurikulum 2013 besar kemungkinan mundur dari rencana atau jadwal semula pada 15 Juli 2013. Pasalnya, sampai saat ini keseluruhan anggaran untuk Kurikulum 2013 yang dialokasikan antara lain untuk pelatihan guru dan pencetakan buku pegangan guru serta siswa belum dapat dicairkan.
Kementerian Keuangan menghendaki agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Komisi X DPR membahas kembali perubahan target atau sasaran pelaksana Kurikulum 2013 yang mengakibatkan perubahan pada anggaran Kurikulum 2013 yang awalnya Rp 684,4 miliar.
Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad saat dimintai konfirmasi, Kamis (16/5/2013), membenarkan bahwa anggaran Kurikulum 2013 yang belum disetujui Komisi X karena ada perubahan sasaran atau target sekolah dan siswa.
"Target turun, anggaran juga pasti turun. Sisa anggarannya untuk apa itu kan harus jelas. Kita harap DPR bisa secepatnya membahas ini lagi dan menyetujui. Tanpa persetujuan DPR, semua rencana bisa mundur," kata Hamid.
Untuk tingkat SMA dan SMK, kini hanya 1.270 SMA dan 1.021 SMK yang akan menerapkan Kurikulum 2013. Padahal di rencana awal, target implementasi 100 persen khusus di kelas X. Target ini beberapa kali diubah pemerintah. Perubahan terakhir, 8 Mei lalu, target menjadi hanya 6.410 sekolah.
Untuk tingkat SD/MI terpilih 2.598 sekolah, sedangkan SMP/MTs ada 1.521 sekolah. Total siswa sasaran dari SD-SMA sebanyak 1.535.065 siswa. Karena belum ada pembahasan perubahan anggaran, seluruh proses penyiapan Kurikulum 2013 belum dapat berjalan.
Contohnya, proses tender ulang buku pegangan guru dan siswa. Proses tender sebenarnya sudah dimulai sejak April lalu, tetapi terhenti dan harus ada tender ulang. Pasalnya, situs online tender dibajak (di-hack) pihak tertentu sehingga harus dibuat situs baru.
Dari informasi yang diperoleh Kompas, hanya situs tender buku Kurikulum 2013 saja yang dibajak sedangkan situs-situs tender yang lain di Kemdikbud tidak mengalami masalah yang sama.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh sebelumnya selalu yakin buku pegangan guru harus selesai Februari karena akan digunakan sebagai materi utama pelatihan guru.
E-book
Mengenai persiapan tender buku khusus untuk SMA/SMK, Hamid mengatakan, pihaknya telah menyiapkan paket lelangnya, tetapi belum dapat memulai tender ulang karena masih menanti persetujuan anggaran dari DPR. Anggaran Kurikulum 2013 khusus untuk SMA/SMK yang diajukan dan telah disetujui DPR mencapai Rp 170 miliar. Dengan ditambah pelatihan guru maka jumlahnya menjadi Rp 361 miliar.
"Tapi dengan perubahan ini, anggarannya hanya sekitar Rp 90 miliar," kata Hamid.
Dari anggaran Rp 90 miliar itu, biaya untuk pencetakan buku pegangan guru dan siswa SMA/SMK saja mencapai Rp 51 miliar. Buku yang dicetak adalah mata pelajaran Matematika (400 halaman), Sejarah, dan Bahasa Indonesia.

 Sumber : http://edukasi.kompas.com

0 komentar: