Makalh Lingkungan dan Hereditas 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masing-masing individu lahir ke dunia
dengan suatu hereditas tertentu. Ini berarti, bahwa karakteristik individu
diperoleh melalui pewarisan/pemidahan dari cairan-cairan “germinal” (awal
perkembangan) dari pihak orang tuanya. Disamping itu individu tumbuh dan
berkembang tidak lepas dari lingkungannya, baik lingkungan pisis, psikologi,
maupun lingkungan sosial. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari pada hereditas dan lingkungan. Agar kita dapat mengerti dan mengontrol perkembangan tingkah laku manusia, kita hendak mengetahui hakikat dan peranan dari masing-masing (hereditas dan lingkungan).
maupun lingkungan sosial. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari pada hereditas dan lingkungan. Agar kita dapat mengerti dan mengontrol perkembangan tingkah laku manusia, kita hendak mengetahui hakikat dan peranan dari masing-masing (hereditas dan lingkungan).
B.
Rumusan Masalah
Dalam
pembahasan materi ini, dan agar tersusun secara sistematis dan efisien, maka
timbulah bebrapa rumusan masalah, yang diantaranya :
1.
Apakah Pengertian Hereditas dan lingkungan ?
2.
Apa saja Pengaruh
Hereditas dan lingkungan ?
3.
Apa Hubungan antara Hereditas dan lingkungan ?
C. Tujuan dan Manfaat
Dalam
membahas materi ini, tujuan yang dapat diambil adalah :
1.
Untuk mengetahui tentang hereditas dan lingkungan.
2.
Untuk mengetahui pengaruh hereditas terhadap pertumbuhan,perkembangan dan
proses
Belajar manusia
3.
Untuk mengetahui pengaruh lingkunan terhadap pertumbuhan,perkembangan dan
proses Belajar manusia
4.
Untuk mengetahui hubungan antara hereditas dan lingkungan.
BAB II
PENBAHASAN
A. Hereditas Dan Lingkungan
Pendidikan
merupakan suatu proses ketika kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang
diperoleh) hendak dikembangkan secara terus menerus. Kemampuan (bakat)
merupakan faktor dasar, sedangkan kemampuan yang diperoleh merupakan faktor
sebagai konsekuensi dari interaksi individu dengan lingkungannya. Faktor
pertama dalam terminologi para psikolog dikenal dengan istilah “potensi bawaan”
(heredity), sedangkan faktor kedua dinamakan dengan “lingkungan” (environment).
(Baharuddin, 2010: 70-71)
1.
Pengertian hereditas
Setiap
individu yang lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Hereditas pada
individu merupakan bawaan sejak lahir “specific genen. Bawaan/warisan
atau hereditas tersebut berasal dari kedua orang tuanya (Genes) dan
tidak dapat direkayasa. Bawaan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak. Ia lahir membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari
kedua ibu-bapak atau kakek-nenek.
Menurut
Witherington, hereditas adalah suatu proses penurunan sifat-sifat atau benih
dari generasi ke generasi lain, melalui plasma benih, bukan dalam bentuk
tingkah laku melainkan struktur tubuh.
Sedangkan
menurut Wikipedia, hereditas adalah pewarisan watak dari induk
ke keturunannya baik secara biologis melalui gen
(DNA) atau secara sosial melalui pewarisan gelar,
atau status sosial.
Jadi, dapat
dikatakan bahwa hereditas adalah pewarisan atau pemindahan biologis,
karakteristik individu dari pihak orang tua.
Berdasarkan
uraian atau definisi yang dikemukakan di atas, dapat dipahami bahwa:
a) Hereditas adalah pewarisan sifat-sifat fisik dan psikologi serta pola-pola pertumbuhan lainnya yang secara biologis diwarisi oleh setiap anak dari orang tuanya melalui prises genetis.
b) Hereditas itu akan membentuk perkembangan dengan memberikan/menyediakan potensi-potensi dan kemungkinan-kemungkinannya yang akan diwujudkan melalui proses belajar dengan ditunjang oleh faktor-faktor lingkungan.
a) Hereditas adalah pewarisan sifat-sifat fisik dan psikologi serta pola-pola pertumbuhan lainnya yang secara biologis diwarisi oleh setiap anak dari orang tuanya melalui prises genetis.
b) Hereditas itu akan membentuk perkembangan dengan memberikan/menyediakan potensi-potensi dan kemungkinan-kemungkinannya yang akan diwujudkan melalui proses belajar dengan ditunjang oleh faktor-faktor lingkungan.
2.
Pengertian lingkungan
Pengertian
lingkungan menurut psikologi ialah segala sesuatu yang ada di dalam atau
di luar individu yang bersifat mempengaruhi sikap, tingkah laku atau
perkembangannya. Lingkungan itu wujudnya dapat berupa benda - benda atau
objek-objek alam, orang-orang dan karyanya serta berupa fakta-fakta
objektif yang terdapat dalam diri individu, seperti kondisi organ,
perubahan -perubahan organ dan lain-lain.
Lingkungan
juga terbagi menjadi tiga, yaitu :
1.
Lingkungan Dalam, meliputi gizi, peredaran darah, seks, suhu, kesehatan, dll
2.
Lingkungan Alam, meliputi iklim, geografis, waktu pagi,siang, dan malam.
3.
Lingkungan Sosial, meliputi keluarga, masyarakat, teman, dan organisasi.
Lingkungan
dapat diartikan juga secara fisiologis, secara psikologis, dan secara
sisio-kultural.
1. Secara fisiologis lingkungan diartikan yaitu meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh manusia.
1. Secara fisiologis lingkungan diartikan yaitu meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh manusia.
2.
Secara psikologis lingkungan diartikan yaitu mencakup segenap stimulus
(perangsan) yang diterima oleh individu sejak individu itu dilahirkan sampai
mati.
3.
Secara sosio-kultural lingkungan diartikan yaitu mencakup segenap stimulasi,
interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun
karya orang lain.
B. Pengaruh
Hereditas dan Lingkungan Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
1. Pengaruh
hereditas terhadap pertumbuhan manusia
Ada banyak
hal yang dapat disimpulkan dari penjelasan di atas seperti sifat pribadi
manusia pada umumnya bergantung pada pengaruh kombinasi genes. Dalam sel-sel
ayah dan ibu mereka ada bermacam-macam sel dikarenakan adanya pembiakan sel
lalu sel-sel itu bertemu dan berinteraksi menghasilkan organisme baru yang
memiliki sifat yang berbeda antara ibu dan ayah mereka.
Kakak-adik
itu pada kenyataanya pasti memiliki perbedaan karena tingkat hereditas yang
berbeda. Dalam saudara kembar ada pembagian yaitu Fraternal twins
(kembar tumbuh dari sel telur berbeda) dan Indentical twins (kembar dari
satu sel telur).
Tapi jika
penentuan kembar tidak melihat cara lahirnya maka akan lebih mendekati indentical
twins. Pada umumnya kembar itu terdapat dalam satu sel telur saja, makanya
di dalamnya terdapat genes yang sama pula. Dengan demikian kembar ini lebih
disebut sebagai duplikat yang sempurna tapi meski sempurna, hereditas dalam
tubuhnya tetap mengalami perbedaan.
Untuk
menggambarkan penjelasan mengenai mekanisme hereditas adalah adanya interaksi
faktor yang dalam pasangan genes. Hal ini dapat diterangkan dalam banyaknya
kasus tentang gen seperti albino, kebutaan, kebotakan,dan yang lainnya.
Biasanya itu terjadi karena adanya faktor hereditas pada orang tua mereka. Jika
orang tua keduanya membawa genes untuk albino maka keturunanya akan mengalami
albino (kulit bule). Bila normal maka yang dibawa adalah pigmen asli atau
normal (CC). Jika hanya salah satu yang membawa maka sebagian kulitnya akan
mengalami bule atau albino (Cc) individu ini disebut dengan heterozygous.
Individu pigmen normal dan albino disebut dengan individu yang homozygous.
Individu
laki-laki dan perempuan ditentukan sepasang kromosom yang disebut the sex
chromosomes. Dan dalam setiap kromosom ada pembagian yaitu kromosom X dan Y
ini dimiliki oleh ayah sedangkan pihak ibu hanya memiliki kromosom X saja.
Untuk memperoleh keturunan perempuan maka kromosom X dari ayah dan X dari ibu
bertemu. Jika ingin memiliki laki-laki maka kromosom yang bertemu dengan
kromosom ibu adalah kromosom ayah yang Y. Oleh karenanya penentuan ada tidaknya
anak laki-laki yang dimiliki sebuah keluarga bergantung dari ada tidaknya
pengaruh kromosom Y dari ayah.
Dalam
perkembangan selanjutnya setiap individu pasti memiliki genes tersendiri. Dan
genes itu berguna untuk menentukan bagaimana perkembangan individu selanjutnya.
Jika kromosom X yang dimiliki lebih dominan maka akan tumbuh sifat wanitanya
yang kuat. Sebaliknya jika yang Y maka kelelakiannya akan tumbuh dengan pesat.
Makanya ada istilah waria (wanita-pria) dan prinita (pria-wanita) dikarenakan
adanya hal itu. Semua hal yang berhubungan dengan fisik seorang individu pasti
tidak lepas dari pengaruh hereditas.
2.
Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan manusia
Besar
kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan bergantung
pada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.
1.
Keluarga
Keluarga
memiliki peranan dalam upaya pengembangan pribadi anak perawatan orang tua yang
penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nlai- nilai kehidupan, baik agama
maupun social budaya yang diberikannya merupakan factor yang kondusif untuk
mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.
Anak yang
dibesarkan dalam lingkungan keluarga berada, umumnya sehat dan cepat
pertumbuhan badannya dibandingkan dengan anak dari keluarga miskin. Jadi
keluarga berpengaruh besar terhadap pertumbuhan, terutama ekonomi rumah
tangga serta kemampuan orang tua dalam merawat pertumbuhan jasmani anak.
2. Sekolah
Sekolah
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak, terutama untuk kecerdasannya. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis
sekolahnya menentukan pola pikir serta kepribadian anak.
3. Masyarakat
Anak-anak
yang dibesarkan di kota berbeda pola piker dan sikapnya dengan anak yang
tinggal di desa. Anak kota umumnya lebih bersikap dinamis dan aktif bila
dibandingkan anak desa yang cenderung bersikap statis dan lamban.
4. Teman Sebaya
Kelompok
teman sebaya mempunyai peranan yang cukup penting terutama pada saat terjadinya
perubahan dalam struktur masyarakat pada beberapa dekade terakhir ini yaitu :
1. Perubahan
struktur kelurga, dari keluarga besar ke keluarga kecil.
2.
Kesenjangan antara generasi tua dan generasi muda.
3. Ekspansi
jaringan komunikasi diantara kaula muda.
4.
Panjangnya masa atau penundaan memasuki masyarakat orang dewasa.
Aspek
kepribadian remaja yang berkembang secara menonjol dalam pengalamannya bergaul
dengan teman sebaya adalah:
1.
Social cognitium: kemampuan untuk memikirkan tentang pikiran, perasaan,
motif, dan tingkah laku dirinya dan orang lain. Kemampuan memahami orang lain
berpengaruh kuat terhadap minat remaja untuk bergaul atau membentuk
persahabatan dengan teman sebayanya (sigelman&Shaffer, 1995: 372-376).
2.
Konformitas: motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam, dengan nilai-nilai,
kebiasaan, kegemaran (hobi), atau budaya teman sebayanya.
5. Keadaan Alam sekitar
Kedaan alam
sekitar tempat tinggal anak juga berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Alam tempat tinggal manusia memiliki bentuk yang berbeda, seperti
pegunungan, dataran rendah dan daerah pantai. Keadaan alam sekitar adalah
lokasi tempat anak bertempat tinggal. Sebagai contoh, anak yang tinggal di
daerah pegunungan akan cenderung bersifat lebih keras daripada anak yang
tinggal di daerah pantai, anak yang tinggal di daerah dingin akan berbeda
dengan anak yang tinggal di daerah panas. Perbedaan di atas adalah akibat
pengaruh keadan alam yang berbeda. Keadaan alam yang berbeda akan berpengaruh
terhadap perkembangan pola pikir atau kejiwaan anak.
C.
Pengaruh Hereditas
dan
Lingkungan terhadap Perkembangan Manusia
Tidak ada orang hidup semata-mata terpengaruh oleh
hereditet atau lingkungan semata. Tidak mungkin jiwa manusia berkembang bila
tidak ada kemampuan berkembang, maka untuk bisa berkembang harus ada potensi
untuk berkembang walaupun tidak memberi kemungkinan berkembang, maka potensi
itu tidak ada kenyataannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa manusia
hidup tumbuh dan berkembang karean pengaruh hereditet dan lingkungan.
Herditet atau bawaan merupakan segala ciri, sifat,
potensi dan kemampuan yang dimiliki individu karena kelahirannya. Ciri, sifat
dan kemampuan-kemampuan tersebut dibawa individu dari kelahirannya dan
diterima sebagai keturunan dari kedua orang tuanya.
Individu memulai kehidupannya sejak masa konspesi,
dan disitulah berlangsungnya proses penutunan sifat masa antara pembuahan dan
pembelahaan sel merupakan saat berlangsungnya perpaduan dan penurunan
sifat-sifat.
Ada dua kategori ciri atau sifat yang dimiliki oleh
individu yaitu diri-ciri dan sifat-sifat yang menetap (permanent state)
dan ciri atau sifat-sifat yang dapat berubah (temporary state). Permanent
state seperti kecerdasan atau intelegensi dan bakat sedangkan temporary
state merupakan yang bisa berubah seperti besar badan, sikap tubuh,
kebiasaan, minat, ketekunan dan lain-lan.
Sifat kecakapan-kecakapan individu sebagian besar
diperoleh melalui hubungannya dengan lingkungan yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku individu.
Lingkungan
yang mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu seperti lingkungan
ekonomi, lingkungan politik, lingkungan keamanan dan lain sebagainya sehingga
manusia mengambil pembelajaran dan pengalaman darinya sehingga perkembangan dan
perilaku akan sesuai dengan lingkungan keberadaannya.
B.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Manusia
Adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan
manusia, para ahli berbeda pendapat lantaran sudut pandang dan pendekatan
mereka terhadap eksistensi mansuia tidak sama. Dalam hal ini, ada tiga aliran
yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia.
1.
Aliran Nativisme
Tokoh aliran ini bernama Arthur Schopenhauer 91788 –
1860) seorang filosof dari Jerman. Aliran Nativisme konon dijuluki sebagai
aliran pesimistis karena berkeyakinan bahwa manusia itu ditentukan oleh
pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa.
Dalam ilmu pendidikan pandangan seperti ini disebut “pesimisme pedagogis”.
Seorang ahli yang bernama Noam A. Chomsky (ahli linguistik) beranggapan bahwa
perkembangan penguasaan bahasa pada manusia tidak dapat dijelaskan semata-mata
oleh proses belajar, tetapi juga oleh adanya “biological predisposition”
(kecenderungan biologis) yang dibawa sejak lahir. Namun demikian, Chomsky tidak
mematikan sama sekali peranan belajar dan pengalaman berbahasa, juga lingkungan
tetapi pembawaan bertata bahasa jauh lebih besar bagi perkembangan manusia.
2.
Aliran Empirisme
Tokoh utama aliran ini adalah John Locke (1632 –
1704) nama asli aliran ini adalah “The School of British Empirisem”
(aliran empirisme Inggris). Namun aliranini lebih bepengaruh terhadap para
pemikir Amerika Serikat, sehingag melahirkan aliran filsafat yang bernama “Anvironmendalisme”
(aliran lingungan) dan aliran psikologi yang bernama “environmental
psycology” (Psikologi lingkungan yang relatif masih baru).
Doktri aliran empirisme yang amat masyhur adalah
“tabularasa” sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau
lembaran kosong (blank slate/blank tabel). Doktrin tabuh rasa menekankan
arti penting pengalaman, lingkungan dan pendidikan dalam arti perkembangan
manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman
pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada
pengaruhnya. Dalam hal ini, para penganut empirisme menganggap setiap anak
lahir seperti tabuka rasa, hendak menjadi apa seorang anak kelak bergantung
pada pengalaman / lingkungan yang mendidiknya.
3.
Aliran Konvergensi
Aliran ini merupakan gabungan antara aliran
nativisme dengan aliran empirisme. Aliran ini menggabungkan arti penting
hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh
dalam perkembangan manusia. Tokoh utam aliran ini bernama Louis William Stern
(1871 – 1938), seorang filosof psikolog Jerman.
Dalam menetapkan faktor yang mempengaruhi
perkembangan manusia, aliran ini tidak hanya berpegang pada
lingkungan/pengalaman kedua faktor yang sama pentingnya itu, faktor pembawaan
tidak berarti apa-apa jika tanpa pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor
pengalaman tanpa faktor bakat pembawaan tak akan mampu mengembangkan manusia
yang sesuai dnegan harapan.
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku individu,
baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal merupakan segala
sifat dan kecakapan yang dimiliki individu dalam perkembangannya, yang
diperoleh dari hasil keturunan atau karena interaksi keturunan dengan
lingkungan sedangkan faktor eksternal merupakan segala hal yang diterima
individu dari lingkungannya.
Ada
tiga faktor yang mempengaruhi perilaku individu :
a.
Faktor keturunan
Keturunan, pembawaan, atau heredity merupakan
segalaa ciri, sifat, potensi dna kemampuan yang dimiliki individu yang dibawa
kedua orang tuanya.
Individu memulai kehidupannya sejak masa konsepsi,
yaitu masa terjadi pertemuan antara kedua sel tersebut, berlangsunglah proses
penurunan sifat. Hal-hal yang diturunkan pada masa konsepsi barulah berupa
potensi-potensi, bakal-bakal sesuatu atau sesuatu yang masih perlu
dikembangkan. Pengembangan dari potensi atau bakal-bakal tersebut tidak bisa
berlangsung dalam ruang lamma, tetapi selalu terjadi dalam sesuatu ruang atau
lingkungan.
Ada dua kategori sifat yang dimiliki individu yaitu
sifat yang menetap (permanent state) dan sifat yang bisa berubah
(temporary state). Sifat-sifat yang menetap itulah yang dipandang
sebagai pembawaan atau keturunan, seperti warna kulit, rambut, bentuk hidung,
mata telinga, dan lain-lain. Sedangkan sifat yang bisa berubah seperti penakut,
pemberani, periang dan lain-lain masih diragukan sebagai faktor pembawaan,
karena kemungkinan besar masih bisa diubah oleh faktor lingkungan.
b.
Faktor lingkungan
Lingkungan alam dan geografis dimana individu bertempat
tinggal mempengaruhi perkembangan dna perilaku individu. Perilaku yang
diperlihatkan oleh individu bukan sesuatu yang dilakukan sendiri tetapi selalu
dalam interaksinya dengan lingkungan. Demikian juga dengan sifat dan
kecakapan-kecakapan yang dimiliki individu sebagian besar diperoleh melalui
hubungannya dengan lingkungan.
Perkembangan dan perilaku individu juga dipengaruhi
oleh lingkungan ekonomi, yaitu lingkungan yang berkenaan dengan cara-cara
manusia mengatur dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini, lingkungan
budaya juga berpengaruh. Lingkungan budaya merupakan lingkungan yang berkenaan
dengansegala hasil kreasi manusia, baik hasil kreasi yang konkrit maupun
abstrak, berupa benda, ilmu pengetahuan, teknologi ataupun aturan-aturan, lembaga-lembaga
serta adat istiadat dan lain-lain.
Lingkungan lain yang tak kalah penting adalah
lingkungan politik dan keamanan. Lingkungan politik berkenaan dengan bagaimana
cara manusia membagi dan mengatur kekuasaan atas manusia yang lainnya.
Lingkungan keamanan berkenaan dengan situasi ketentraman dan keterlindungan
manusia dari ancaman dan gangguan-gangguan, baik dari sesama manusia, binatang
maupun alam.
4.
Interaksi antara Pembawaan, Lingkungan dan Kematangan
Pengaruh faktor pembawaan dan lingkungan terhadap
perkembangan dan perilaku individu besarnya relatif, tergantung pada
aspek-aspek tertentu. Peranan kedua faktor tersebut tetap ada, hanya saja pada
suatu aspek tertentu. Perkembangan suatu aspek merupakan hasil interaksi kedua
faktor tersebut.
Disamping faktor pembawaan dan lingkungan, ada satu
faktor penting lainnya yang ikut perpengaruh meskipun seorang anak memiliki
pembawaan yang hebat dan dibesarkan dalam lingkungan yang serba lengkap dan
baik, tetapi apabila suatu aspek belum matang atau belum siap untuk berkembang,
maka tidak akan terjadi perkembangan.
D.
Pengaruh Hereditas
dan Lingkungan terhadap Proses
Belajar Manusia
Tempat anak diasuh dan dibesarkan, berpengaruh besar
terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, terutama keadaan ekonomi rumah tangga
serta tingkat kemampuan orangtua dalam merawat yang sangat besar pengaruhnya
terhadap pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua juga
besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak, terutama kepribadian dan
kemajuan pendidikannya.
Sekolah merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya.
Anak yang tidak pernah sekolah akan tertinggal dalam berbagai hal. Sekolah
sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak, karena di sekolah mereka
dapat belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan
jenis sekolahnya turut menentukan pola pikir serta kepribadian anak.
Anak yang memasuki sekolah guru berbeda kepribadiannya dengan anak yang masuk STM. Demikian pula yang tamat dari sekolah tinggi akan berbeda pola pikirnya dengan orang yang tidak bersekolah.
Anak yang memasuki sekolah guru berbeda kepribadiannya dengan anak yang masuk STM. Demikian pula yang tamat dari sekolah tinggi akan berbeda pola pikirnya dengan orang yang tidak bersekolah.
Ø Sifat-Sifat
Sifat yang dimiliki seseorang adalah salah satu yang diwarisi oleh ayah ibu atau kakek dan nenek. bermacam- macam sifat yang dimiliki oleh sseorang misalnya saja sifat sabar, pemaaf, kikir, boros, dll.sifat-sifat tersebut dapat dilihat sejak dia masih kecil.
Sifat yang dimiliki seseorang adalah salah satu yang diwarisi oleh ayah ibu atau kakek dan nenek. bermacam- macam sifat yang dimiliki oleh sseorang misalnya saja sifat sabar, pemaaf, kikir, boros, dll.sifat-sifat tersebut dapat dilihat sejak dia masih kecil.
Ø Intelegensi
Istilah intelegensi berasal dari kata Latin intelligence yang berarti menghubungankan atau menyatukan satu sama lain(to organize, to relate, to bind together) (Walgoti,1997). jadi Intelegensi adalah kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah. Kemampuan yang bersifat umum tersebut meliputi berbagai jenis kemampuan psikis seperti: abstrak, berpikir mekanis, matematis, memahami, mengingat, berbahasa dan sebagainya.
Istilah intelegensi berasal dari kata Latin intelligence yang berarti menghubungankan atau menyatukan satu sama lain(to organize, to relate, to bind together) (Walgoti,1997). jadi Intelegensi adalah kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah. Kemampuan yang bersifat umum tersebut meliputi berbagai jenis kemampuan psikis seperti: abstrak, berpikir mekanis, matematis, memahami, mengingat, berbahasa dan sebagainya.
Ø Bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol di antara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan khusus itu biasanya berbentuk keterampilan atau suatu bidang ilmu, misalnya kemampuan khusus (bakat) dalam bidang seni musik, seni suara, olahraga, matematika, bahasa, ekonomi, teknik, keguruan, sosial, agama, dan sebagainya
Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol di antara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan khusus itu biasanya berbentuk keterampilan atau suatu bidang ilmu, misalnya kemampuan khusus (bakat) dalam bidang seni musik, seni suara, olahraga, matematika, bahasa, ekonomi, teknik, keguruan, sosial, agama, dan sebagainya
Antara hereditas dan lingkungan terjadi
hubungan atau interaksi. Setiap faktor hereditas beroperasi dengan cara yang
berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula.
Selain dengan interaksi, hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula
digambarkan sebagai additive contribution. Menurut pandangan ini, hereditas dan
lingkungan sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan
bahkan juga tingkah laku individu secara jointly (bersama-sama). Pertumbuhan
dan perkembangan memerlukan kondisi kesehatan jasmani dan rohani anak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian
di atas dapat di simpulkan bahwasannya Pertumbuhan dan perkembangan manusia
dipengaruhi oleh faktor dalam (hereditas) dan faktor luar
(lingkungan). Faktor internal, yaitu faktor yang ada
dalam diri anak itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologi
tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Meliputi, antara lain:
bentuk tubuh, raut muka, sifat-sifat, bakat, intelegensi dan
penyakit. Faktor eksternal, yaitu hal-hal yang datang atau
ada di luar diri anak yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan
pengalaman berinteraksi anak tersebut dengan lingkungan. Meliputi: Lingkungan
(dapat berupa pendidikan dan pengalaman yang diberikan).Keduanya memiliki keterkaitan
yang kuat, setiap hereditas beroperasi dengan cara berbeda-beda sesuai dengan
kondisi lingkungan. Pembawaan tidak akan berarti apa-apa tanpa
didukung dengan lingkungan yang kondusif terhadap bawaaan itu sendiri.
Daftar Pustaka
1. Purwanto, Drs. M. Ngalim.1990. Psikologi Pendidikan.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
2. Mar’at,Dr. Samsunuwiyati. 2005. Psikologi
Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
3. Azwar, Drs. Syaifuddin. 2000. Psikologi
Intelegensi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
4. Haditono, Siti Rahayu. 1982. Psikologi
Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
5. Sardjoe, Drs. Psikologi Umum. Pasuruan Jatim :
PT. Gaoeda Buana Indah
6. Walgito, Bimo.
1980. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : FAK. Psikologi UGM
- Rohani,
Ahmad.2004. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
- Mustaqim,
Abdul Wahid.Psikologi pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
- http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18213/4/Chapter%20II.pd
0 komentar: